PENERAPAN
TEKNOLOGI CERDAS DALAM PENGELOLAAN TANAMAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI SUMBER
DAYA DAN HASIL PERTANIAN
Yuli Ratna Nawangsari
Institut
Teknologi dan Bisnis (ITB) Ruyadlul ‘Ulum, Indonesia
yulirata@itb-ru.ac.id
Keywords |
Abstract |
Smart Technology, Modern Agriculture, Resource Efficiency |
Smart
technology plays a very important role in modern crop management. This
research aims to examine the application of smart technology in crop
management to improve resource efficiency and agricultural yields. The method
used is qualitative research by collecting information from various relevant
literatures. With a focus on the use of sensors, artificial intelligence,
data analytics, and automation systems, this research presents findings on
how smart technology has been used in agriculture. The results show that
smart technology has had a significant positive impact in improving the
efficiency of using resources such as water and fertilizer, as well as
increasing the productivity and quality of agricultural produce. The
implications of these findings include the importance of continuing to
develop and adopt smart technologies in agriculture to support global food
security and sustainable development. By providing greater access to quality
and sustainable food, smart technologies can play a key role in safeguarding
the well-being of people and the environment in the future. |
Kata Kunci |
Abstrak |
Teknologi
Cerdas, Pertanian Modern, Efisiensi Sumber Daya |
Teknologi
pintar memainkan peran yang sangat penting dalam pengelolaan tanaman modern.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan teknologi pintar dalam
pengelolaan tanaman untuk meningkatkan efisiensi sumber daya dan hasil
pertanian. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan
mengumpulkan informasi dari berbagai literatur yang relevan. Dengan fokus
pada penggunaan sensor, kecerdasan buatan, analisis data, dan sistem otomasi,
penelitian ini menyajikan temuan tentang bagaimana teknologi pintar telah
digunakan di bidang pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi
pintar telah memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan
efisiensi penggunaan sumber daya seperti air dan pupuk, serta meningkatkan
produktivitas dan kualitas hasil pertanian. Implikasi dari temuan ini adalah
pentingnya untuk terus mengembangkan dan mengadopsi teknologi pintar di
bidang pertanian untuk mendukung ketahanan pangan global dan pembangunan
berkelanjutan. Dengan menyediakan akses yang lebih besar terhadap pangan yang
berkualitas dan berkelanjutan, teknologi pintar dapat memainkan peran penting
dalam menjaga kesejahteraan manusia dan lingkungan di masa depan. |
Corresponding
Author:Yuli
Ratna Nawangsari
yuliratna@ itb-ru.ac.id
PENDAHULUAN
Teknologi cerdas memainkan peran
yang sangat penting dalam pengelolaan tanaman modern. Perkembangan populasi
global yang terus meningkat, bertambahnya permintaan akan pangan, dan tekanan
yang semakin besar terhadap sumber daya alam, teknologi cerdas menjadi kunci
untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan tetap memperhatikan
keberlanjutan lingkungan (Ir
Hj Euis Dasipah & Nataliningsih, 2024). Melalui penggunaan sensor
tanaman, analisis data terpadu, dan kecerdasan buatan, para petani dapat
memantau kondisi tanaman secara real-time, mendeteksi penyakit atau kekurangan
nutrisi dengan cepat, serta mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air
dan pestisida (Putri
& Zainuddin, 2024).
Perkembangan populasi global yang
pesat merupakan fenomena yang menjadi fokus perhatian dalam memenuhi kebutuhan
pangan dan tekanan terhadap sumber daya alam. Pada tahun 2019, jumlah penduduk
dunia mencapai 7,742 miliar jiwa dan mengalami peningkatan menjadi 7,952 miliar
jiwa di tahun 2022 (Bank,
2024). Dengan populasi dunia yang terus bertambah,
permintaan akan pangan pun meningkat secara signifikan. Proyeksi menunjukkan
bahwa pada tahun-tahun mendatang, populasi akan terus tumbuh, meningkatkan
tekanan terhadap produksi pangan yang memadai.
Organisasi pangan dunia menyebutkan
bahwa ditemukan sekitar 258 juta individu dari 58 negara dan wilayah menghadapi
risiko kelaparan akut pada tingkat krisis atau lebih buruk pada tahun 2022,
meningkat dari jumlah sebesar 193 juta orang yang berasal dari 53 negara dan
wilayah pada tahun 2021 (FAO,
2023). Di samping itu, pertumbuhan populasi juga
berkontribusi pada urbanisasi yang cepat dan perubahan pola konsumsi yang
memperumit tantangan dalam penyediaan pangan yang cukup dan berkualitas.
Sementara itu, sumber daya alam seperti lahan pertanian, air, dan energi,
semakin terbatas dan terpengaruh oleh perubahan iklim menghadirkan tantangan
tersendiri dalam menjaga ketahanan pangan global (Nauroh
& Faturrizky, 2022). Oleh karena itu, penting untuk
mengembangkan solusi yang inovatif dan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber
daya alam dan produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus
berkembang dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekologis dan kelestarian
lingkungan.
Memenuhi
kebutuhan pangan secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan keseimbangan
ekologis adalah tantangan yang kompleks di era modern ini (Sarie
et al., 2023). Adanya tekanan terhadap sumber
daya alam yang semakin besar, seperti lahan pertanian yang terbatas dan air
yang semakin langka mengharuskan penggunaan yang efisien dan berkelanjutan dari
sumber daya tersebut. Perubahan iklim memberikan dampak yang signifikan
terhadap produktivitas pertanian dan pola tanaman yang mempengaruhi
ketersediaan dan distribusi pangan secara global. Perlu diperhatikan juga aspek
kelestarian lingkungan, seperti pelestarian keanekaragaman hayati dan
pengurangan polusi pertanian untuk memastikan bahwa produksi pangan tidak
merusak ekosistem alami dan justru berkontribusi pada pemulihan lingkungan.
Terakhir, perlu adanya pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan yang
melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk petani, pemerintah, ilmuwan,
dan masyarakat sipil untuk menciptakan solusi yang terarah dalam memenuhi
kebutuhan pangan dengan tetap menjaga kelestarian alam.
Beberapa
penelitian mengenai penerapan teknologi cerdas yang pernah dilakukan
sebelumnya, diantaranya oleh (Hasibuan,
2023) yang meneliti tentang penggunaan teknologi precision
farming yang melibatkan penggunaan berbagai perangkat dan sistem sensor yang
maju untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan tanah secara langsung.
Informasi ini kemudian dianalisis dan dimanfaatkan untuk memaksimalkan
pemanfaatan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida. Dengan
memperhitungkan data dan analisis yang akurat, petani bisa mengidentifikasi
area yang memerlukan perhatian khusus dan menghindari penggunaan berlebihan
yang tidak perlu. Penerapan teknologi pertanian presisi memberikan beberapa
manfaat yang penting. Pertama, teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya dengan mengurangi pemborosan dan penggunaan berlebihan.
Sebagai contoh, petani dapat memberikan pupuk dengan tepat sesuai kebutuhan
tanaman, sehingga mengurangi biaya dan dampak lingkungan yang tidak perlu.
Kedua, teknologi ini dapat membantu dalam pengendalian hama dan penyakit
tanaman dengan mendeteksi infeksi pada tahap awal dan mengambil tindakan segera.
Hal ini mengurangi kerugian hasil panen dan kebutuhan akan penggunaan pestisida
berlebihan. Selain itu, teknologi pertanian presisi juga memungkinkan
pemantauan dan pengelolaan yang lebih efektif terhadap kondisi tanaman. Dengan
menggunakan sensor dan perangkat yang terhubung secara online, petani dapat
memantau faktor-faktor penting seperti kelembaban tanah, suhu, dan tingkat
nutrisi tanaman secara langsung. Hal ini memungkinkan untuk mendeteksi masalah
pertumbuhan tanaman secara dini dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
memperbaikinya.
Selain itu, penelitian oleh (Panjaitan,
2024) mengenai pemanfaatan teknologi nirkabel untuk
memantau pertumbuhan tanaman dengan tepat dan efisien. Percobaan terhadap
berbagai jenis sensor tanpa kabel yang digunakan untuk mengukur faktor-faktor
penting seperti kelembaban tanah, suhu udara, intensitas cahaya, dan kandungan
nutrisi tanaman. Selain itu, percobaan sistem pemantauan tanaman yang berbasis
nirkabel yang menggabungkan sensor-sensor ini dengan jaringan komunikasi tanpa
kabel, memungkinkan petani untuk memantau keadaan tanaman secara real-time dari
jarak jauh. Keuntungan teknologi tanpa kabel dalam meningkatkan penggunaan
sumber daya seperti air dan pupuk dengan lebih efisien, serta dalam mendeteksi
dini kondisi stres tanaman atau serangan hama. Dengan memperhitungkan tantangan
teknis dan keamanan data, terdapat potensi besar teknologi tanpa kabel dalam
mendukung pertanian yang berkelanjutan dan mencapai hasil panen yang optimal di
masa depan.
Tujuan dari artikel ilmiah ini adalah untuk menyelidiki dan menganalisis
berbagai aplikasi teknologi cerdas dalam pengelolaan tanaman serta dampaknya
terhadap efisiensi sumber daya dan hasil pertanian. Melalui eksplorasi mendalam
terhadap penggunaan teknologi cerdas seperti sensor tanaman, pemetaan satelit,
dan sistem pemantauan tanaman berbasis nirkabel, artikel ini bertujuan untuk
memahami bagaimana inovasi teknologi ini dapat membantu petani meningkatkan
produktivitas dan pertanian yang berkelanjutan. Analisis akan difokuskan pada
bagaimana teknologi cerdas mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air,
pupuk, dan pestisida, serta bagaimana hal ini mempengaruhi hasil panen secara
keseluruhan. Dengan demikian, artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan
yang mendalam tentang peran teknologi cerdas dalam transformasi pertanian
menuju praktik yang lebih efisien dan berkelanjutan.
METODE
PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah
penelitian kualitatif. Sedangkan, pengumpulan data memanfaatkan studi literatur
dengan mencari informasi dari berbagai literatur seperti buku, artikel, dan
dokumen yang relevan dengan topik yang dibahas. Dalam metode ini, peneliti akan
menyelidiki berbagai teori, temuan penelitian, dan laporan terbaru yang terkait
dengan penggunaan teknologi cerdas dalam pertanian. Data yang dikumpulkan dari
studi literatur akan digunakan untuk mendukung argumen, mengeksplorasi tren,
dan mengidentifikasi tantangan serta peluang dalam menerapkan teknologi cerdas
dalam praktik pertanian. Analisis kualitatif akan memungkinkan peneliti untuk
memahami kompleksitas implementasi teknologi cerdas, dampaknya terhadap
efisiensi penggunaan sumber daya, dan peningkatan hasil pertanian secara
holistik. Selain itu, penelitian kualitatif juga dapat mengungkapkan
faktor-faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan yang memengaruhi adopsi teknologi
cerdas oleh petani serta implikasinya dalam konteks keberlanjutan pertanian.
Dengan demikian, metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui
studi literatur menjadi instrumen yang efektif untuk memperdalam pemahaman
tentang penerapan teknologi cerdas dalam pengelolaan tanaman dan potensinya
untuk meningkatkan efisiensi sumber daya dan hasil pertanian secara luas.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Teknologi cerdas dalam pengelolaan
tanaman mengacu pada penggunaan berbagai inovasi teknologi yang dirancang untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan berkelanjutan dalam pertanian (Sari,
Munizu, Rusliyadi, Nuryanneti, & Judijanto, 2024). Konsep dasar di balik teknologi
cerdas ini melibatkan penerapan berbagai alat dan sistem yang terhubung secara
digital untuk memantau, menganalisis, dan mengoptimalkan berbagai aspek
pertanian. Salah satu konsep utamanya adalah penggunaan sensor yang merupakan
perangkat elektronik yang sensitif terhadap lingkungan dan mampu mengukur
parameter seperti kelembaban tanah, suhu, dan kadar nutrisi tanaman secara
real-time (Aswanda,
2023). Informasi yang diperoleh dari sensor ini kemudian
dikirim ke sistem komputer untuk dianalisis menggunakan kecerdasan buatan dan
teknik analitik data.
Kecerdasan buatan memungkinkan
sistem untuk memproses dan memahami data yang kompleks, mengidentifikasi pola
atau tren, dan memberikan rekomendasi atau tindakan yang tepat sesuai dengan
situasi yang dihadapi. Sistem otomatisasi juga merupakan bagian penting dari
konsep ini, di mana teknologi cerdas digunakan untuk mengontrol dan mengelola
operasi pertanian secara otomatis seperti irigasi tanaman, aplikasi pupuk, atau
pengendalian hama berdasarkan informasi yang diperoleh dari sensor dan
analitika data (Swasono
& Muthmainah, 2023). Secara keseluruhan, integrasi
sensor, kecerdasan buatan, analitika data, dan sistem otomatisasi membentuk
fondasi teknologi cerdas dalam pengelolaan tanaman yang bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan memastikan
pertanian yang berkelanjutan.
Pertanian modern menghadapi
berbagai tantangan yang kompleks, termasuk perubahan iklim yang mempengaruhi
pola cuaca, ketersediaan sumber daya terbatas seperti air dan lahan pertanian
yang semakin berkurang, serta peningkatan permintaan pangan yang dipicu oleh
pertumbuhan populasi global (Quaralia,
2022). Perubahan iklim menyebabkan kondisi cuaca yang tidak
stabil, seperti kekeringan atau banjir yang dapat merusak tanaman dan
mengganggu siklus pertanian. Ketersediaan sumber daya terbatas, terutama air
dan lahan, menjadi semakin terbatas akibat urbanisasi dan degradasi lingkungan.
Sementara itu, peningkatan permintaan pangan menyebabkan tekanan lebih lanjut
pada produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan populasi yang terus bertambah.
Penerapan teknologi cerdas dapat
membantu mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan berbagai cara. Melalui
sistem pemantauan dan prediksi berbasis sensor, teknologi cerdas dapat
memberikan informasi real-time tentang kondisi tanaman, tanah, dan cuaca,
sehingga petani dapat mengambil tindakan preventif atau penyesuaian yang tepat
dalam merespons perubahan iklim. Teknologi cerdas memungkinkan penggunaan
sumber daya seperti air dan pupuk secara lebih efisien dengan memantau
kebutuhan tanaman secara individual dan memberikan aplikasi yang tepat sesuai
dengan kebutuhan spesifik. Selain itu, teknologi cerdas juga dapat meningkatkan
produktivitas lahan dengan mengoptimalkan penggunaan lahan yang tersedia
melalui pemetaan dan analisis data berbasis satelit (Rambe
et al., 2024). Dengan demikian, penerapan
teknologi cerdas dalam pertanian modern tidak hanya membantu mengatasi
tantangan yang dihadapi, tetapi juga meningkatkan efisiensi produksi,
memastikan keberlanjutan lingkungan, dan memenuhi permintaan pangan yang terus
meningkat.
Penggunaan teknologi sensor telah
menjadi bagian integral dari pengelolaan tanaman modern. Salah satu penggunaan
utama teknologi sensor adalah dalam memantau kondisi tanah dan tanaman secara
real-time. Sensor tanah digunakan untuk mengukur parameter seperti kelembaban
tanah, kebutuhan nutrisi, dan kesehatan tanaman. Data yang dihasilkan oleh
sensor-sensor ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang keadaan
lingkungan tumbuh tanaman, yang memungkinkan petani untuk mengambil keputusan
yang lebih tepat dan cepat dalam merawat tanaman (Erwin
et al., 2023).
Data yang dihasilkan oleh sensor
tanah dapat digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air
dan pupuk. Misalnya, dengan memantau kelembaban tanah secara real-time, petani
dapat mengetahui kapan tanah perlu disiram, sehingga mereka dapat mengatur
irigasi secara lebih efisien dan menghindari pemborosan air. Selain itu, dengan
memantau kebutuhan nutrisi tanaman, sensor tanah memungkinkan petani untuk
memberikan pupuk secara presisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Hal ini
mengurangi risiko overdosis pupuk yang dapat merusak lingkungan dan juga
memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya (Bafdal
& Ardiansah, 2020).
Secara keseluruhan, penggunaan
teknologi sensor dalam pengelolaan tanaman tidak hanya memberikan petani
pemahaman yang lebih baik tentang kondisi tanah dan tanaman, tetapi juga
memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air dan
pupuk. Dengan demikian, teknologi sensor menjadi alat yang sangat berharga
dalam mencapai pertanian yang lebih efisien, berkelanjutan, dan produktif.
Kecerdasan buatan (AI) memainkan
peran yang signifikan dalam pertanian modern, terutama dalam pengambilan
keputusan yang efektif dan tepat waktu (Soedarto
& Ainiyah, 2022). Salah satu aplikasi utama AI
adalah dalam pengembangan sistem prediksi untuk memperkirakan cuaca dan
penyakit tanaman. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin dan analisis
data yang canggih, sistem prediksi ini dapat memberikan perkiraan cuaca yang
lebih akurat dan memperkirakan potensi penyebaran penyakit tanaman. Ini
memungkinkan petani untuk mengambil tindakan preventif dengan lebih baik,
seperti mempersiapkan sistem drainase atau mengaplikasikan pestisida secara
tepat waktu.
Selain itu, kecerdasan buatan juga
digunakan untuk memberikan rekomendasi kepada petani tentang waktu tanam,
irigasi, dan perlakuan pestisida. Dengan memanfaatkan data historis, kondisi
saat ini, dan faktor-faktor lingkungan lainnya, algoritma kecerdasan buatan
dapat menghasilkan rekomendasi yang disesuaikan dengan kondisi lokal dan
kebutuhan spesifik tanaman. Misalnya, sistem AI dapat merekomendasikan waktu
optimal untuk menanam berdasarkan analisis pola cuaca dan data tanah atau
memberikan saran tentang jumlah air yang dibutuhkan untuk irigasi berdasarkan
prakiraan cuaca dan kelembaban tanah saat ini.
Secara keseluruhan, kecerdasan
buatan membantu petani dalam membuat keputusan yang lebih baik dan efisien
dengan menggabungkan analisis data yang mendalam, prediksi yang akurat, dan
rekomendasi yang dipersonalisasi. Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan,
pertanian dapat menjadi lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan
permintaan pasar, serta meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha
pertanian secara keseluruhan.
Analitika data merupakan alat yang
kuat dalam pengelolaan pertanian modern karena memungkinkan petani untuk
mengolah data yang diperoleh dari berbagai sumber termasuk sensor, pengamatan
lapangan, dan data historis untuk memberikan wawasan yang lebih dalam tentang
kondisi pertanian dan mengidentifikasi pola-pola yang berguna untuk
meningkatkan efisiensi sumber daya dan hasil pertanian (Soedarto
& Ainiyah, 2022).
Pertama, analitika data digunakan
untuk mengintegrasikan dan menyatukan data yang diperoleh dari berbagai sumber
menjadi satu dataset yang komprehensif. Hal ini termasuk data dari sensor tanah
yang mengukur kelembaban, suhu, dan nutrisi tanaman, serta data dari pengamatan
lapangan seperti pertumbuhan tanaman, perkiraan cuaca, dan faktor lingkungan
lainnya.
Setelah data terkumpul, analitika
data digunakan untuk menganalisis pola-pola dan tren yang tersimpan di
dalamnya. Dengan menggunakan teknik seperti analisis statistik, machine
learning, dan data mining, petani dapat mengidentifikasi korelasi antara berbagai
variabel dan memahami bagaimana faktor-faktor tertentu mempengaruhi hasil
pertanian.
Selanjutnya, hasil analisis data
ini dapat digunakan untuk memberikan rekomendasi dan solusi yang tepat kepada
petani untuk meningkatkan efisiensi sumber daya dan hasil pertanian. Misalnya,
petani dapat menggunakan informasi tentang pola kelembaban tanah untuk mengatur
irigasi secara lebih efisien atau memanfaatkan prediksi cuaca untuk mengambil
keputusan tentang waktu tanam yang optimal.
Dengan demikian, penerapan
analitika data dalam pertanian memungkinkan petani untuk membuat keputusan yang
lebih tepat dan terinformasi berdasarkan bukti sehingga meningkatkan
produktivitas, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mencapai hasil pertanian
yang lebih baik secara keseluruhan.
Beberapa penelitian dan
implementasi teknologi cerdas dalam sektor pertanian telah memberikan contoh
nyata tentang bagaimana teknologi ini telah meningkatkan efisiensi sumber daya
dan hasil pertanian. Salah satunya adalah penggunaan sistem irigasi pintar
berbasis sensor. Penelitian (Rachmawati,
2020) telah menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan sensor
tanah dan cuaca yang terhubung secara langsung ke sistem irigasi, petani dapat
mengoptimalkan penggunaan air berdasarkan kebutuhan tanaman secara real-time.
Ini tidak hanya mengurangi pemborosan air, tetapi juga meningkatkan hasil panen
dengan memberikan air yang tepat pada waktu yang tepat.
Selanjutnya, (Siregar,
2023) menemukan bahwa teknologi pemetaan dan pemantauan
lahan menggunakan citra satelit dan drone telah membantu petani dalam memantau
kondisi tanaman secara luas dan dengan akurasi tinggi. Dengan menggunakan
analisis citra satelit yang canggih, petani dapat mengidentifikasi area yang
memerlukan perhatian khusus seperti wilayah yang mengalami kekeringan atau
serangan hama. Hal ini memungkinkan petani untuk mengambil tindakan preventif
yang tepat secara efisien seperti penyiraman tambahan atau aplikasi pestisida yang
terarah sehingga dapat meningkatkan hasil panen dan mengurangi kerugian.
Selain itu, penelitian (Sari
et al., 2024) menemukan bahwa teknologi cerdas
juga digunakan dalam manajemen inventaris dan pemeliharaan peralatan pertanian.
Sistem otomatisasi dan pemantauan jarak jauh memungkinkan petani untuk melacak
persediaan input pertanian seperti pupuk dan pestisida, serta mengawasi kinerja
dan kondisi peralatan pertanian seperti traktor dan mesin tanam. Dengan
memantau secara real-time, petani dapat mengoptimalkan penggunaan input dan
merawat peralatan secara preventif, mengurangi pemborosan sumber daya dan
meningkatkan produktivitas pertanian secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, studi kasus ini
menunjukkan bahwa teknologi cerdas telah memberikan dampak positif dalam
pengelolaan tanaman di berbagai bagian dunia, baik dari segi efisiensi
penggunaan sumber daya maupun hasil pertanian yang ditingkatkan. Pengembangan
terhadap inovasi teknologi ini dapat menjadikan hasil pertanian menjadi lebih
produktif, efisien, dan berkelanjutan di masa depan.
Tantangan dan peluang di masa depan
dalam penerapan teknologi cerdas dalam pertanian melibatkan berbagai aspek yang
mempengaruhi adopsi dan efektivitas teknologi ini. Tantangan utama termasuk
biaya tinggi yang terkait dengan investasi awal, terutama bagi petani dengan
sumber daya terbatas serta kendala aksesibilitas terhadap infrastruktur
teknologi di wilayah pedesaan atau negara berkembang. Selain itu, masalah
privasi data juga menjadi perhatian dengan kebutuhan akan perlindungan data
yang memadai dan kepatuhan terhadap regulasi privasi (Nainggolan
et al., 2023).
Namun, di sisi lain, terdapat peluang besar untuk
mengatasi tantangan ini. Pengembangan teknologi yang lebih murah dan mudah
diakses dapat mengurangi hambatan biaya dan aksesibilitas memungkinkan lebih
banyak petani untuk mengakses dan mengadopsi teknologi cerdas. Integrasi
teknologi cerdas dengan praktik pertanian berkelanjutan juga merupakan peluang
yang signifikan dengan potensi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber
daya dan mengurangi dampak lingkungan negatif. Kolaborasi antara sektor publik,
swasta, dan akademis juga dapat membuka peluang untuk pengembangan solusi
teknologi cerdas yang lebih holistik dan terintegrasi serta memberikan dukungan
dan pelatihan kepada petani dalam menerapkan teknologi ini. Dengan mengatasi
tantangan dan memanfaatkan peluang ini, penggunaan teknologi cerdas dalam
pertanian memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi,
dan keberlanjutan pertanian di masa depan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan,
penerapan teknologi cerdas dalam pengelolaan tanaman yang mencakup penggunaan
sensor, kecerdasan buatan, analitika data, dan sistem otomatisasi. Implementasi
teknologi ini telah membawa dampak positif yang signifikan terhadap efisiensi
sumber daya dan hasil pertanian secara keseluruhan. Penggunaan sensor,
misalnya, memungkinkan pemantauan yang lebih akurat terhadap kondisi tanah dan
tanaman, sementara kecerdasan buatan memberikan rekomendasi yang tepat waktu
dan dipersonalisasi kepada petani untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
Hasil analitika data membantu mengidentifikasi pola-pola yang dapat digunakan
untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan hasil pertanian.
Implikasi dari temuan ini diharapkan berkontribusi
bagi pengelolaan tanaman, efisiensi sumber daya, dan hasil pertanian secara
keseluruhan. Dengan terus mengembangkan dan mengadopsi teknologi cerdas dalam
pertanian, kita dapat mendukung ketahanan pangan global dan pembangunan
berkelanjutan. Teknologi cerdas memungkinkan petani untuk meningkatkan
produktivitas, mengurangi limbah sumber daya seperti air dan pupuk, serta
mengurangi dampak lingkungan negatif. Dengan demikian, investasi dalam
teknologi cerdas tidak hanya menguntungkan petani secara individual, tetapi
juga membawa manfaat yang luas bagi masyarakat secara keseluruhan dengan
memberikan akses yang lebih besar terhadap pangan yang berkualitas dan
berkelanjutan. Oleh karena itu, terus mengembangkan dan mengadopsi teknologi
cerdas dalam pertanian merupakan langkah penting dalam menjaga ketahanan pangan
global dan mencapai pembangunan berkelanjutan di masa depan.
BIBLIOGRAFI
Aswanda, Dicky. (2023). Monitoring Nutrisi Dan Temperatur
Suhu Pada Tanaman Hidroponik Berbasis Iot Dengan Penyulangan Tenaga Surya.
Universitas Medan Area.
Bafdal, Nurpilihan, & Ardiansah, Irfan. (2020). Smart
Farming Berbasis Internet Of Things dalam Greenhouse. Unpad Press.
Bank, World. (2024). Population.
Erwin, Erwin, Datya, Aulia Iefan, Nurohim, Nurohim, Sepriano,
Sepriano, Waryono, Waryono, Adhicandra, Iwan, Budihartono, Eko, &
Purnawati, Ni Wayan. (2023). Pengantar & Penerapan Internet Of Things:
Konsep Dasar & Penerapan IoT di berbagai Sektor. PT. Sonpedia
Publishing Indonesia.
FAO. (2023). Global Report on Food Crises: Number of people
facing acute food insecurity rose to 258 million in 58 countries in 2022.
Hasibuan, Muhammad Rasyid Redha. (2023). PENERAPAN
TEKNOLOGI PRECISION FARMING UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI PERTANIAN.
Ir Hj Euis Dasipah, M. P., & Nataliningsih, Ir Hj.
(2024). Mengoptimalkan Hasil Pertanian: Teori Ekonomi dalam Produksi
Pertanian. MEGA PRESS NUSANTARA.
Nainggolan, Hotnida, Nuraini, Rini, Sepriano, Sepriano,
Aryasa, I. Wayan Tanjung, Meilin, Araz, Adhicandra, Iwan, Putri, Elisa,
Andiyan, Ar, & Prayitno, Heri. (2023). GREEN TECHNOLOGY INNOVATION:
Transformasi Teknologi Ramah Lingkungan berbagai Sektor. PT. Sonpedia
Publishing Indonesia.
Nauroh, Izzwah, & Faturrizky, Izzul. (2022). Teknologi
Industri Pertanian: Analisa Kualitatif Menghadapi Tantangan Global Menuju
Pertanian Berkelanjutan di Indonesia. Change Think Journal, 1(03),
227–243.
Panjaitan, Anton Nius P. (2024). PENGGUNAAN TEKNOLOGI
NIRKABEL DALAM MONITORING PERTUMBUHAN TANAMAN.
Putri, Revina Devitani, & Zainuddin, Irshan. (2024).
PENGGUNAAN SMART FARMING DALAM INDUSTRI TERPADU KOMODITAS KAMBING DI KABUPATEN
KARAWANG. Scientica: Jurnal Ilmiah Sains Dan Teknologi, 2(4),
392–403.
Quaralia, Putri Saviera. (2022). Kerja sama regional dalam
rantai pasokan pertanian untuk mencapai ketahanan pangan berkelanjutan: Studi
kasus ASEAN. Padjadjaran Journal of International Relations, 4(1),
56–73.
Rachmawati, Rika Reviza. (2020). Smart Farming 4.0 Untuk
Mewujudkan Pertanian Indonesia Maju, Mandiri, Dan Modern. Forum Penelitian
Agro Ekonomi, 38(2), 137–154.
Rambe, Aldy Safruddin, Tanjung, Dudut, Octiara, Essie, Ridho,
Hatta, Yustina, Ida, Siregar, Mahmul, Lydia, Maya Silvi, Pasaribu, Nursahara,
Zein, T. Thyrhaya, & Supriana, Tavi. (2024). PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
DIGITAL UNTUK BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN (DIGITAL TECHNOLOGY FOR HUMANITY).
Sari, Fifian Permata, Munizu, Musran, Rusliyadi, Muhamad,
Nuryanneti, Indra, & Judijanto, Loso. (2024). Agribisnis: Strategi,
Inovasi dan Keberlanjutan. PT. Green Pustaka Indonesia.
Sarie, Fatma, Untarti, Atiek, Amrullah, M. Nur Kamila, Syah,
Robby Firman, Amruddin, M. Pd, Ir Wati Asriningsih Pranoto, M. T., Back, Siti
Wish, Arini, Dewi Ulfah, MM, Psikolog, & Ir Kiki Kunthi Lestari, M. T.
(2023). MENGENAL EKOLOGI SOSIAL. Cendikia Mulia Mandiri.
Siregar, Muhammad Arief Rahmadsah. (2023). Peningkatan
Produktivitas Tanaman Padi Melalui Penerapan Teknologi Pertanian Terkini.
Soedarto, Teguh, & Ainiyah, Rojaunnajah Kartika. (2022). Teknologi
Pertanian Menjadi Petani Inovatif 5.0: Transisi Menuju Pertanian Modern.
Uwais Inspirasi Indonesia.
Swasono, Muh Aniar Hari, & Muthmainah, Hanifah Nurul.
(2023). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Optimalisasi Produksi Tanaman
Pangan: Studi Bibliometrik Skala Nasional. Jurnal Multidisiplin West Science,
2(08), 668–683.