Jurnal Health Sains: p–ISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398     

Vol. 2, No. 9, September 2021

 

TINGKAT KEPATUHAN PASIEN DIABETES DI KLINIK IDE INDRAMAYU

 

Fenny Evira, Moh. Rizky Adriansyah

Politeknik Piksi Ganesha Bandung Jawa Barat, Indonesia

Email: jeongyonghwa81@gmail.com, mr.adriansyah7@gmail.com

 

info artikel

abstraK

Diterima

5 September 2021

Direvisi

15 September 2021

Disetujui

25 September 2021

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang disebabkan tubuh tidak mampu membuat atau menggunakan insulin dengan semestinya. Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis kompleks ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang terjadi akibat kegagalan sekresi insulin, penurunan sekresi insulin atau resistensi insulin. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kepatuhan pasien diabetes terhadap terapi menggunakan obat diabetes di Klinik Ide Indramayu. Jenis penelitian yang dilakukaan yaitu penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode desain case series yang merupakan kumpulan kasus-kasus individual suatu penyakit dengan diagnosis yang sama. Jenis metode data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang telah tercatat pada rekam medik (kartu status) penderita diabetes Melitus yang berobat jalan di Kinik Ide. Proporsi tingkat kepatuhahn pasien diabetes di Klinik Ide berdsarkan sosiodemografi, proporsi tertinggi terdapat pada kelompok umur 51-58 tahun 40%, jenis kelamin perempuan 65%, suku jawa 85%, Agama Islam 95%, berdasarkan pekerjaan tidak bekerja/IRT/ pensiun sebanyak 45%, tempat tinggal 100% penduduk Indramayu.

 

ABSTRACT

Diabetes Mellitus (DM) is a disease caused by the body's inability to make or use insulin properly. Diabetes mellitus (DM) is a complex chronic disease characterized by elevated blood glucose levels or hyperglycemia, which occurs as a result of failure of insulin secretion, decreased insulin secretion or insulin resistance. The purpose of the study was to find out the picture of diabetes patients' compliance with therapy using diabetes drugs at Ide Indramayu Clinic. This type of research is research that is descriptive with case series design methods that are a collection of individual cases of a disease with the same diagnosis. The type of data method collected is secondary data that has been recorded on medical records (status cards) of people with diabetes Mellitus who seek road treatment in Kinik Ide. The proportion of the rate of fertility of diabetic patients in Ide Clinic is based on sociodemographic, the highest proportion is in the age group of 51-58 years 40%, female sex 65%, Javanese 85%, Islam 95%, based on work/IRT / pension as much as 45%, residence 100% of indramayu population.

Kata Kunci:

diabetes; pengobatan dm; disfungsi insulin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keywords:

diabetes; diabetes treatment; disfungsi insulin




 

 

 

 

Pendahuluan

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis kompleks ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang terjadi akibat kegagalan sekresi insulin, penurunan sekresi insulin atau resistensi insulin (Davies et al., 2018). Pada tahun 2017, penyandang diabetes melitus seluruh dunia yaitu 424,9 juta jiwa pada usian 20-79 tahun, dimana 90-95% merupakan diabetes melitus tipe 2 dan diperkirakan 4 juta kematian akibat diabetes melitus (N. Cho et al., 2017).

Menurut laporan World Health Organization (WHO) (Organization, 2018), jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia menduduki peringkat keempat terbesar di dunia. WHO memprediksi kenaikan jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Riset kesehatan yang dilakukan pada tahun 2013 untuk diabetes melitus berdasarkan wawancara terjadi peningkatan dari 1,1% (2007) menjadi 2,4% (2013). Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%) (Riskesdas, 2013).

Gaya hidup modern yang saat ini tengah menggeser pola hidup masyarakat lokal di Daerah Istimewa Yogyakarta ditengarai menjadi penyebab utama. Konsumsi makanan dan minuman yang tidak seimbang (tinggi kalori, rendah serat, atau fast food), jarang berolahraga, kegemukan, stres, dan istirahat yang tidak teratur merupakan contoh pola hidup dan pola makan yang dapat memicu terjadinya diabetes melitus pada diri seseorang.

Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (Oosterhoff & Palmer, 2020). Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah, yang menimbulkan berbagai macam komplikasi, antara lain aterosklerosis, neuropati, gagal ginjal, dan retinopati. Komplikasi yang timbul dapat menyebabkan kompleksitas pengobatan. Terlalu banyaknya obat yang harus diminum, toksisitas, serta efek samping obat dapat menjadi faktor penghambat dalam penyelesaian terapi pasien. Salah satu pilar dalam penanganan diabetes adalah intervensi farmakologi berupa pemberian obat hipoglikemik oral (Romadhon, 2006).

Keberhasilan dalam pengobatan dipengaruhim oleh kepatuhan pasien terhadap pengobatan yang merupakan faktor utama dari outcome terapi. Upaya pencegahan komplikasi pada penderita diabetes melitus dapat dilakukan dengan meningkatkan kepatuhan untuk memaksimalkan outcome terapi (Chang, 2012).

Kepatuhan pengobatan adalah kesesuaian pasien terhadap anjuran atas medikasi yang telah diresepkan yang terkait dengan waktu, dosis, dan frekuensi. Hubungan antara pasien, penyedia layanan kesehatan, dan dukungan sosial merupakan faktor penentu interpersonal yang mendasar dan terkait erat dengan kepatuhan minum obat (Yustina & Tuharea, 2021).

Salah satu faktor yang berperan dalam kegagalan pengontrolan glukosa darah pasien diabetes melitus tipe 2 adalah faktor ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan. Faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan pengobatan dan penyakit antara lain faktor pasien, faktor demografi, sosio ekonomi, durasi atau lamanya penyakit, dan keparahan penyakit.

Diabetes merupakan salah satu dari empat prioritas penyakit tidak menular, dimana diabetes merupakan penyebab utama untuk kebutaan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan amputasi kaki. 80% kejadian Diabetes dapat dicegah atau kejadiannya dapat ditunda, dengan melakukan upaya pencegahan sejak dini dengan menerapkan pola makan yang sehat yaitu memperhatikan asupan karbohidrat dan gula (Masithoh & Pinilih, 2019). Dengan tatalaksana pengobatan yang optimum, diabetes dapat dikontrol serta pasien yang didiagnosa diabetes dapat berumur Panjang dan hidup sehat.

Pada tahun 2015, jumlah orang dewasa yang menderita diabetes mencapai 415 juta orang, jumlah ini meningkat 4 kali lipat dari 108 juta orang di tahun 1980-an. Diperkirakan pada tahun 2040 nanti jumlah penderita diabetes akan naik menjadi 642 juta orang (Saeedi et al., 2019)

Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ketujuh di dunia untuk prevelensi penderita diabetes tertinggi di dunia bersama dengan China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia dan Meksiko dengan estimasi orang dengan diabetes sebesar 10 juta orang (N. H. Cho, 2016).

Kepatuhan pengobatan yang rendah akan berdampak buruk pada peningkatan penyakit komplikasi, peningkatan biaya pengbatan, resiko perawatan dan resiko terjadinya rawat inap. Komplikasi mikovaskuler (retinopati, neuropati, dan nefropati) dan komplikasi makrovaskuler seperti jantung coroner, stroke, kardiovaskuler dan pembuluh darah (N. H. Cho, 2016).

Mengidentifikasi pasien yang tidak patuh dalam pengobatan rawat jalan menjadi sangat penting dilakukan agar dapat menjalankan terapi yang efektif, untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit lain supaya dapat meningkatkan kulaitas hidup pasien Dm (Srikartika et al., 2016).

Prevelensi orang dengan diabetes di Indonesia menunjukan kecenderungan meningkat yaitu dari 5,7 % (2007) menjadi 6,9 % (2013). 2/3 orang dengan diabetes di Indonesia tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki diabetes, dan berpotensi untuk mengakses layanan kesehatan dalam kondisi terlambat (sudah dengan komplikasi), prevelensi berat adan berlebih atau overweight (13,5% Risekesdas 2013) dan obesitas (15,4% Riskesdas 2013) yang merupakan salah satu faktor resiko terbesar diabetes meningjkat terus dibandingkan (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor apa saja yang mempengaruhi pasien diabetes patuh dan tidak patuhnya terhadap pengobatan diabetes yang dideritanya.

Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kepatuhan pasien diabetes terhadap terapi menggunakan obat diabetes di Klinik Ide Indramayu.

Manfaat penelitian Menambah wacana serta sumber referensi bagi penderita Diabetes Melitus (DM) Memberikan sumbangan upaya pengembangan ilmu di bidang kesehatan.

 

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukaan yaitu penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode desain case series yang merupakan kumpulan kasus-kasus individual suatu penyakit dengan diagnosis yang sama.

Penelitian dilakukan di Klinik Ide Indramayu yang beralamat di Jl. Kapten Arya gang 09 Karang anyar Indramayu Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian didasari atas pertimbangan bahawa Klinik Ide memiliki pencatatan data rekam medik tentang kasus pasien penyakit Diabetes Melitus yang disertai dengan komplikasi penyakit lain. Penelitian ini dilakukan sejak bulan April s/d Juni 2021.

Populasi dalam penelitian ini adalah data seluruh pasien penderita Diabetes Melitus dengan komplikasi yang melakukan berobat jalan di Klinik Ide dengan jumlah pasien 40 orang.

Jenis metode data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang telah tercatat pada rekam medik (kartu status) penderita diabetes Melitus yang berobat jalan di Kinik Ide.

Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan komputer kemudian data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi proporsi, diagram pie, dan diagram bar.

Penderita Diabates Melitus tipe 2 dengan komplikasi adalah semua pasien yang dinyatakan terdiagnosa Diabetes Melitus tipe 2 dengan komplikasi oleh dokter sesuai dengan data rekam medis pasien.

 

Hasil dan Pembahasan

A.   Hasil Penelitian

1.    Profil Klinik Ide

a.       Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Klinik Ide beralamat di Jalan Kapten Arya Gang 09 Karang Anyar Indramayu.

b.    Pelayanan Medis

Klinik ide ini telah dilangkapi berbagai sarana dan prasarana yang terdiri dari:

Poli Umum

Poli Gigi

Laboratorium

Ruang Farmasi

Ruang Observasi

Ruang EKG

Masing- masing ruangan dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan kebutuhan di tiap masing-masing ruangan tersebut, dan dilengkapi dengan tenaga medis seperti Dokter Umum, Dokter Spesialis Gigi, Petugas Laboratorium, Apoteker Penanggung Jawab, Asisten Apoteker.

Di Klinik Ide melayani pasien umum dan pasien BPJS yang telah mendaftarkan Klinik Ide sebagai fasilitas pelayanan kesehatannya.

c.       Penunjang Umum

Penunjang umum yang terdapat di Klinik Ide ini adalah adminitrasi, jaringan komputer, telepon, sumber air, sumber listrik, ruang sterilisasi, toilet umum, lahan parkir, ruang tunggu pasien.

2.    Sosiodemografi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu

Sosiodemografi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabates di Klinik Ide Indramayu pada bulan April s/d Juni 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:

Distribusi Proporsi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu.

 

Tabel 1

Distribusi Proporsi tingkat kepatuhan pasien diabetes di Klinik Ide Indramayu April s/d Juni 2021

No

Sosiodemografi

f

%

1

Umur

 

<50

14

35%

 

51-58

16

40%

 

59-66

6

15%

 

67-74

2

5%

 

>75

2

5%

 

Total

40

100%

2

Kategori Umur

 

<50

14

35%

 

51-74

24

60%

 

>75

2

5%

 

Total

40

100%

3

Jenis Kelamin

 

Laki-laki

14

35%

 

Perempuan

26

65%

 

Total

40

100%

4

Suku

 

Jawa

34

85%

 

Sunda

4

10%

 

Karo

2

5%

 

Total

40

100%

5

Agama

 

Islam

38

95%

 

Kristen

2

5%

 

Total

40

100%

6

Pekerjaan

 

Tidak bekerja /Ibu rumah tangga

18

45%

 

PNS

6

15%

 

Pegawai Swasta

6

15%

 

Petani / Nelayan

8

20%

 

Lain-lain

2

5%

 

Total

40

100%

7

Tempat tinggal

 

Indramayu

40

100%

 

Luar Kota Indramayu

 

 

 

Total

40

100%

 

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa penderita Diabetes Melitus yang patuh terhadap obat diabetes di Klinik Ide pada bulan April s/d Juni 2021 berdasarkan sosiodemografi adalah sebagai berikut pasien proporsi penderita tertinggi berdasarkan kelompok umur adalah 51-58 tahun sebanyak 16 orang (40%) sedangkan proporsi terendah berada pada kelompok umur >67 tahun 4 orang (10%) ,kategori umur <50 tahun 14 orag (35%) dan kategori umur 59-66 tahun 6 orang (15%) dari total pasien 40 orang di Klinik Ide Indramayu. Proporsi berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki 35% dan perempuan 65% dari total pasien diabetes melitus di Klinik Ide Indramayu. Proporsi tertinggi berdasrkan suku adalah suku jawa 85%, sunda 10% dan Karo 5%. Proporsi berdasarkan Agama adalah Agama Islam 95% dan Kristen 5%. Proporsi tertinggi berdarkan pekerjaan adalah tidak bekerja/ibu rumah tangga/pensiun sebanyak 45%, petani/nelayan 20%, PNS/POLRI/TNI 15%, pegawai swasta 15% dan proporsi terendah adalah lain-lain sebanyak 5% dari total semua pasien diabetes di Klinik Ide. Proporsi berdasarkan tempat tinggal adalah mayoritas masyarakat Indramayu sebnyak 100% dari total semua pasien diabetes yang berobat di Klinik Ide Indramayu.

a.       Keluhan utama Tingkat kepatuhan pasien diabates yang patuh terhadap obat diabetes di Klinik Ide Indramayu.

Distribusi proporsi tingkat kepatuhan pasien diabetes melitus di Klinik Ide Indramayu berdasarkan keluhan utama:

Tabel 2

Distribusi proporsi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu berdasarkan keluhan utama

Keluhan Utama

F

%

Lemas/mual/muntah

14

35%

Nyeri kaki/bengkak/luka

4

35%

kesemutan

4

10%

nyeri uku hati

4

10%

kliyengan/pusing

6

15%

Demam

6

15%

 

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide bedasarkan keluhan utama tertinggi yaitu lemas/mual/muntah sedangkan proporsi terendah pada keluhan kesemutan dan nyeri ulu hati.

b.    Kadar gula darah sewatu

Distribusi proporsi Tingkat Kepatuhan Paien Diabetes di Klinik Ide berdasarkan kadar gula darah sewatu.

Tabel 3

Distribusi Proporsi Tinfkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu Berdasarkan Pengecekan Kadar Gula Darah Sewaktu

Kadar Gula Darah Sewaktu

F

%

127-162

10

25%

163-245

16

40%

246-350

10

25%

351-480

4

10%

 

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukan glukosa darah sewaktu 127-162 sebesar 25%, 246-350 sebesar 25% , 163-245 sebesar 40% dan 351-480 sebesar 10%.

Ada beberapa hal yang menyebbakan kadar gula darah tinggi, yaitu kurang olah raga, bertambahnya jumlah maknann yang dikonsumsi, meningkatnya faktor stress dan emosi, betambahnya berat badan dan usia.

c.       Pengobatan Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu

Distribusi proporsi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu adapt dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4

Distribusi proporsi Pnegobatan Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu

Pengobatan

f

%

Obat Hipoglikemik Oral (OHO)

40

100%

Insulin

-

-

 

Bersadarkan tabel 4 diatas bahwa proporsi semua pasien yang berobat di Klinik Ide menggunakan Obat Hiprglikemia Oral dari total reponden 40 orang.

d.    Sumber biaya Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu

Distribusi proporsi Tingkat Kepatuha Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5

Distribusi proporsi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu berdasarkan sumber biaya nya

Sumber Biaya

f

%

Biaya Sendiri

36

90%

BPJS

4

10%

 

Berdasarkan tabel 5 diatas dapat dilihat bahwa proporsi Tingkat kepatuhan Pasien Diabetes di klinik Ide Indramayu berdasarkan biaya sendiri 90% dan BPJS 10%.

e.       Tingkat kepatuhan pasien diabetes di Klinik ide yang telah melakukan pengobatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6

Distribusi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes

Tingkat Kepatuhan

f

%

Sangat Patuh

18

45%

Patuh

12

30%

Tidak Patuh

10

25%

Total

40

100%

 

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan pasien diabetes di Klinik Ide proporsi tertinggi adalah sangat patuh 45%, patuh 30%, dan tidak patuh 25% dari total 40 oramg yang diteliti.

B.   Pembahasan

1.     Sosiodemografi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu

a.   Umur Pasien Diabates Melitus di Klinik Ide Indramayu

Distribusi proporsi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabates di Klinik Ide Indramayu berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar berikut:

 

Gambar 1

Distribusi proporsi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabates di Klinik Ide Indramayu berdasarkan umur

 

Berdasarkan gambar 1 diatas diketahui bahwa proporsi tertinggi Tingkat Kepatuham Pasien Diabetes di Klinik Ide terdapat pada kelompok umur 51-58 tahun 40%, umur <50 tahun 35% ,umur 59-66 tahun 15% dan kelompok umur terendah terdapat pada umur 67-74 tahun 5% dan kelompok umur >75 tahun 5%.

Adanya pasien yang menderita diabetes terbanyak pada tabel tersebut terdapat pada kategori umur <58 tahun dapat terjadi karena tidak menjaga pola makan sehat, seperti konsumsi lemak berlebih, banyak makan makanan yang mengandung glukosa akibatnya asupan lemak dan glukosa berlebih akan meningkatkan resistensi insulin pada tubuh

b.     Jenis kelamin penderita pasien diabetes

Gambar 2

Diagram Pie Distribusi Proporsi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Di Klinik Ide Berdasarkan Jenis Kelamin

 

Berdasarkan gambar 2 diagram pie diatas ketahui bahwa pasien diabetes terbanyak di Klinik Ide yang berobat jalan pasien terbanyak berjenis kelamin perempuan.

Faktor resiko perepuan lebih besar dibandingkan dengan laki-laki dikarekanan peningkatan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih besar. Sindroma siklus bulanan (permenstrual syndrom), pasca menopause yang mengakibatkan terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga wanit lebih beresiko menderita DM. (Irawan & Mulyadi, 2016).

c.   Suku Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3

Diagram Pie Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Di Klinik Ide Indramayu Berdasarkan Suku

 

Berdasarkan gambar 3 diatas dapat diketahui bahwa proporsi tertinggi tingkat kepatuhan pasien diabates di Klinik Ide berdasarkan suku adalah suku Jawa 85%, kemudian diikuti selanjtnya suku Sunda sebanyak 10% dan suku Karo sebanyak 5%.

Proporsi suku jawa terbanyak bukan berarti menunjukkan bahwa suku jawa lebih beresiko terkena penyakit diabetes hanya saja pasien diabetes yang datang berobat jalan ke Klinik Ide kebanyakan suku Jawa.

d.     Agama Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide

Gambar 4

Diagram Pie Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Di Klinik Ide Indramayu

 

Berdasarkan gambar 4 diatas menunjukkan bahwa Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide proporsi terbanyak adalah agama Islam sebanyak 95% sedangkan agama kristen 5%.

Proporsi agama Islam terbanyak bukan berarti orang yang beragama Islam lebih rentan atau beresiko mempunyai riwayat diabates hanya saja yang berobat di Klinik Ide kebanyakan beragama Islam dibandingan dengan yang beragama kristen.

e.   Pekerjaan Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu

Gambar 5

diagram bar distribusi proporsi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu berdsarkan Pekerjaan

 

Berdasarkan gambar 5 diatas menunjukkan bahwa proporsi tertinggi pekerjaan Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide adalah Tidak bekerja/IRT/Pensiun 45%, Petani/Nelayan 20%, PNS 10% dan Pegawai Swasta 10%, kemudian yang paling terendah adalah Lain-lain 5% (wiraswasta).

Hal ini bukan berarti yang Tidak bekerja/IRT lebih rentan terkena penyakit diabetes melitus tetapi diagram diatas menunjukkan pasien yang banyak berobat ke Klinik Ide yang mempunyai riwayat diabetes adalah kebanyakan pasien yang tidak bekerja/IRT.

f.      Tempat tinggal Pasien diabates di Klinik Ide

Gambar 6

Diargram Pie Berdasarkan Tempat Tinggal Pasien Diabates Di Klinik Ide Indramayu

 

Berdasarkan gambar 6 diatas Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide berdasarkan tempat tinggal adalah yang bertempat tinggal di Indramayu 100%.

Hal ini bukan berarti orang yang bertempat tinggal di Indramayu beresiko terkena diabetes hanya saja diagram tersebut menunjukkan pasien yang terkena diabetes yang berobat di KliniK Ide mayoritas penduduk Indramayu tidak ada orang yang dari luar kota.

g.     Keluhan utama Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu


 

Gambar 7

Diagram bar distribusi proporsi Keluhan Utama Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu

 


Berdasarkan gambar Diagram bar 7 diatas Proporsi keluhan utama terbanyak adalah lemas/mual/muntah 35%, Kliyengan/pusing 15%, demam 15%, nyeri kaki/bengkak/luka 15%, kesemutan 10% dan nyeri ulu hati 10%.

Pada penelitian ini menunjukkan keluhan utama pasien yang datang berobat ke klinik Ide degan keluhan utama lemas mual muntah adalah keluhan terbanyak yaitu 35%.

h.     Kadar Gula darah pasien diabetes di Klinik Ide

 Gambar 8

Diagram Pie Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu berdasarkan Kadar gula darah

 

Berdasarkan gambar 8 diatas  dapat diketahui bahwa dari 40 penderita diabetes melitus di Klinik Ide proporsi tertinggi kadar gula darah sewaktu yaitu 163-245 mg/dL sebanyak 40%, 246-350 sebanyak 25%, 127- 162  sebanyak 25% dan yang paling rendah adalah 351- 400 sebanyak 10%.

Hal ini menunjukkan bahwa proporsi tertinggi kadar gula sewaktu 163-245 sebanyak 40%.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

i.      Berdasarkan pengobatan

 Gambar 9

Diagram Bar Ditrsibusi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Di Klinik Ide Indramayu Berdasarkan Pengobatannya

Hal ini menunjukkan bahwa proporsi pengobatan di klinik Ide dari total 40 orang semuanya melakukan pengobatan OHO.

j.      Sumber biaya

Diagram Bar Distribusi Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes di Klinik Ide Indramayu berdasarkan Sumber Biaya nya.

Berdasarkan gambar 9 diatas dapat diketahui seumber biaya pengobatan pasien diabetes di Klinik Ide proporsi terbanyak adalah biaya sendiri sebanyak 90% dan terendah adalah biaya dari BPJS 10%.

Hal ini menunjukkan bahwa proporsi sumber biaya pengobatan di Klinik Ide mayoritas bersumber dari biaya sendiri bukan berobat menggunkan kartu BPJS dan lain sebagainya.

k.     Tingkat kepatuhan pasien diabetes

 Gambar 10

Bar Distribusi Proporsi Tingakat Kepatuhan Pasien Diabetes Di Klinik Ide

Berdasarkan gambar 10 bar distribusi diatas diketahui bahwa proporsi tertinggi adalah sangat patuh 45% (18 orang), patuh 30% (12 orang), dan tidak patuh 25% (10 orang) dai total 40 orrang yang diteliti.

Adanya tingkat kepatuhan pasien diabetes sangat patuh dikarenakann adanya biaya untuk pengobatan, dan memahami atas penyakit yang dideritanya sehingga pasien tersebut mematuhi tata cara pengobatannya.

 

Kesimpulan

Proporsi tingkat kepatuhahn pasien diabetes di Klinik Ide berdsarkan sosiodemografi, proporsi tertinggi terdapat pada kelompok umur 51-58 tahun 40%, jenis kelamin perempuan 65%, suku jawa 85%, Agama Islam 95%, berdasarkan pekerjaan tidak bekerja/IRT/ pensiun sebanyak 45%, tempat tinggal 100% penduduk Indramayu. Proporsi terbesar berdarkan keluhan utama tertinggi dengan keluhan utama lemas/mual/muntah, kadar gula darah sewaktu 163-245 sebanyak 40%, berdasarkan pengobatannya Obat Hipoglimekmik Oral(OHO) 100%, sumber biaya sendiri 90%.

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Chang, S. A. (2012). Smoking And Type 2 Diabetes Mellitus. Diabetes & Metabolism Journal, 36, 399–403. Google Scholar

 

Cho, N. H. (2016). Q&A: Five Questions On The 2015 Idf Diabetes Atlas. Diabetes Research And Clinical Practice, 115, 157–159. Google Scholar

 

Cho, N., Han, W., Han, B.-K., Bae, M. S., Ko, E. S., Nam, S. J., Chae, E. Y., Lee, J. W., Kim, S. H., & Kang, B. J. (2017). Breast Cancer Screening With Mammography Plus Ultrasonography Or Magnetic Resonance Imaging In Women 50 Years Or Younger At Diagnosis And Treated With Breast Conservation Therapy. Jama Oncology, 3(11), 1495–1502. Google Scholar

 

Davies, M. J., D’alessio, D. A., Fradkin, J., Kernan, W. N., Mathieu, C., Mingrone, G., Rossing, P., Tsapas, A., Wexler, D. J., & Buse, J. B. (2018). Management Of Hyperglycemia In Type 2 Diabetes, 2018. A Consensus Report By The American Diabetes Association (Ada) And The European Association For The Study Of Diabetes (Easd). Diabetes Care, 41(12), 2669–2701. Google Scholar

 

Irawan, A., & Mulyadi, H. (2016). Pengaruh Keterampilan Wirausaha Terhadap Keberhasilan (Studi Kasus Pada Distro Anggota Kreative Independent Clothing Kommunity Usaha Di Kota Bandung). Journal Of Business Management Education (Jbme), 1(1), 216–226. Google Scholar

 

Masithoh, R. F., & Pinilih, S. S. (2019). Bagaimanakah Senam Diabetes Dapat Mempengaruhi Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Di Kelurahan Kedungsari? Jurnal Keperawatan’aisyiyah, 6(1), 47–56. Google Scholar

 

Oosterhoff, B., & Palmer, C. A. (2020). Attitudes And Psychological Factors Associated With News Monitoring, Social Distancing, Disinfecting, And Hoarding Behaviors Among Us Adolescents During The Coronavirus Disease 2019 Pandemic. Jama Pediatrics, 174(12), 1184–1190. Google Scholar

 

Organization, W. H. (2018). Who Expert Consultation On Rabies: Third Report (Vol. 1012). World Health Organization. Google Scholar

 

Riskesdas. (2013). Riskesdas 2013. In Jakarta Kementeri Kesehat Ri (Vol. 6). Google Scholar

 

Romadhon, Y. A. (2006). Doctors, Market Yourselves Atau Praktik Anda Tidak Laku. Cetakan Pertama. Solo: Pt. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Google Scholar

 

Saeedi, P., Petersohn, I., Salpea, P., Malanda, B., Karuranga, S., Unwin, N., Colagiuri, S., Guariguata, L., Motala, A. A., & Ogurtsova, K. (2019). Global And Regional Diabetes Prevalence Estimates For 2019 And Projections For 2030 And 2045: Results From The International Diabetes Federation Diabetes Atlas. Diabetes Research And Clinical Practice, 157, 107843. Google Scholar

 

Srikartika, V. M., Cahya, A. D., & Hardiati, R. S. W. (2016). Analisis Faktor Yang Memengaruhi Kepatuhan Penggunaan Obat Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal Manajemen Dan Pelayanan Farmasi (Journal Of Management And Pharmacy Practice), 6(3), 205–212. Google Scholar

 

Yustina, Y., & Tuharea, R. (2021). Pengaruh Self Manajement Terhadap Pengendalian Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Uptd Diabetes Center Kota Ternate. Mppki (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The Indonesian Journal Of Health Promotion, 4(3), 383–391. Google Scholar

 

 

 

 


Copyright holder:

Fenny Evira, Moh. Rizky Adriansyah (2021)

 

First publication right:

Jurnal Health Sains

 

This article is licensed under: