Jurnal Health Sains: p–ISSN:
2723-4339 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 2, No. 11, November 2021
POLA PENGGUNAAN INSULIN TERHADAP PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE 1 DIINSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X
Viny Megita Trivanka, Wempi Eka Rusmana
Politeknik Piksi Ganesha
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Email: vinnytrivanka07@gmail.com, wempiapt@gamil.com
info artikel |
abstraK |
Diterima 5 November 2021 Direvisi 15 November 2021 Disetujui 25 November 2021 |
Diabetes Melitus Tipe 1 merupakan kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai Pola Penggunaan
Insulin Terhadap Pasien
Diabetes Mellitus Tipe I diinstalasi
Farmasi Rawat Jalan Rumah
Sakit X. Penelitian ini merupakan penelitian secara deskriptif. Dengan desain penelitian retrospektif. Data yang digunakan
adalah data yang sudah ada di Instalasi Farmasi Rumah Sakit X periode Maret 2021 sebanyak 82 pasien. Pola Penggunaan Insulin
Terhadap Pasien Diabetes Mellitus
Tipe I di Rumah Sakit X periode Maret 2021, pasien Rawat Jalan
yang diberi terapi
insulin paling banyak berdasarkan
jenis kelamin Perempuan 43
pasien (52,43%), berdasarkan
umur pasien paling banyak kisaran umur 51-60 sebanyak 28 pasien (31,70%), berdasarkan jenis insulin yang digunakan
paling banyak adalah
rapid-acting sebanyak 44 (53,65%), kemudian diikuti dengan long-acting sebanyak 19
(23,17%), premixed sebanyak 18 (21,95%) dan kombinasi rapid acting dan long acting sebanyak 9 (10,97%). ABSTRACT Type 1 diabetes mellitus is a condition characterized by high levels of
sugar or glucose in the blood. This study aims to get an idea of the Pattern
of Insulin Use In Patients with Type I Diabetes
Mellitus installed Hospital Outpatient Pharmacy X. This study is a descriptive
study. With retrospective research design. The data used is data that already
exists in Hospital Pharmacy Installation X period of March 2021 as many as 82
patients. Pattern of Insulin Use Of Type I Diabetes Mellitus Patients in
Hospital X period March 2021, Outpatients who were given the most insulin
therapy based on female sex 43 patients (52.43%), based on the age of
patients at most age range 51-60 as many as 28 patients (31.70%), based on
the type of insulin used the most is rapid-acting as much as 44
(53.65%), Then followed by long-acting
as much as 19 (23.17), premixed as much as 18 (21.95) and combination of rapid
acting and long acting as much as 9 (10.97%). |
Kata Kunci: beban kerja; pendaftaran; WISN Keywords: workload; registration; WISN |
Pendahuluan
Diabetes Mellitus merupakan
salah satu penyakit yang ditandai dengan tingginya prevalensi DM yang telah mencapai 9% diseluruh usia dewasa didunia (Organization, 2018).
International Diabetes Federation (IDF) telah memperkirakan pasien sebanyak 183 juta orang kurang menyadari bahwa mereka telah mengidap
penyakit ini, kurang lebih 80% orang dengan DM tinggal di daerah yang berpengasilan rendah dan menengah (Whiting et al., 2011).
DM merupakan kelainan
metabolic yang mempunyai ciri
khas hiperglikenia kronis, serta gangguan
metabolism karbohidrat protein (Divaniary, 2020).
Diabetes Mellitus tipe
1 adalah suatu penyakit jangka panjang yang terjadi ketika pancreas tidak dapat memproduksi insulin bagi tubuh, insulin sangat dibutuhkan tubuh untuk mengontrol glukosa dalam sel
yang didapat dari darah (Putri & Isfandiari, 2013).
Pada pengidap diabetes glukosa
yang terdapat dalam darah tidak dapat
diserap oleh sel sel tubuh sehingga
menyebabkan berbagaia gejala dan komplikasi (Penggabean, 2020). Penyebab terjadinya DM tipe 1 adalah ketidakmampuan pancreas untuk memproduksi cukup insulin, sehingga glukosa didalam darah tidak
masuk kedalam sel (Banjarnahor & Wangko, 2012). Gangguan pada
pancreas ini diduga karena proses autoimun, yaitu ketika sistem
kekebalan tubuh seseorang menyerang sel sel tubuh
yang sehat. Sistem kekebalan tubuh pada diabetes
mellitus tipe 1 sistem kekebalan tubuh merusak sel beta pada pancreas, sehingga tidak dapat memproduksi cukup insulin.
Insulin
merupakan hormone alami
yang dikeluarkan oleh pancreas. Insulin berfungsi untuk mengubah glukosa darah menjadi energy dan dapat membantu menjada keseimbangan gula darah di tubuh. Gen insulin pada manusia terletak pada lengan pendek dari
kromosom (Ide, 2014). Insulin disintesis disel beta kelenjar pancreas dalam bentuk prekursornya.
Kemudian proinsulin yang awalnya
terletak dalam ratikulum endoplasma kasar akan di transfer ke badan golgi melalui basikel transport, yang selanjutnya akan diubah menjadi insulin (Kahn et al., 2005).
Berdasarkan pola kerjanya, insulin diklasifikasikan sebagai short
acing insulin, intermediate acting insulin, longacting
insulin. Short acting insulin mencapai kerja maksimal dalam beberapa waktu beberapa menit hingga 30-40 menit setelah penyuntikan
dan digunakan untuk mengontrol hiperglikemia
postprandial. Intermediet acting insulin mencapai kerja maksimal antara 6-8 jam setelah penyuntikan dan digunakan untuk pengontrolan harian pasien dengan DM. Long acting
insulin mencapai kadar puncaknya dalam waktu 14-24 jam setelah pemberian dan jarang digukan untuk pemakaina
rutin pada pasien pasien DM (Dolan, 2010). Manfaat insulin berdasarkan sebagai penelitian klinis, bahwa terapi insulin pada pasien hiperglikemia memiliki luaran klinis. Insulin, selain memperbaiki status metabolic dengan
cepat, terutama kadar glukosa darah,
juga memiliki efek lain
yang bermanfaat, antara
lain perbaikan inflamasi (Perkeni, 2011).
Selain itu
beberapa keuntungan yang mendasar dari penggunaan
insulin dibandingkan dengan
obat antidiabetic oral dalam
pengubatan diabetes mellitus yaitu
insulin terdapat dalam tubuh secara alamiah.
Selain itu, pengobatan dengan insulin dapat di berikan sesuai dengan sekresi
insulin endogen. Sementara itu,
kendala utama dalam penggunaan insulin adalah pemakaiannya dengan cara menyuntik
dan harganya relative mahal (Arianto, 2013). Namun para ahli
peneliti harus terus mengusahakan penemuan sediaan insulin dalam bentuk bukan
suntikan, seperti inhalan sampai bentuk oral agar penggunanya dapat lebih sederhana dan menyenangkan bagi pada pasien (Perkeni, 2011).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan dengan desain non eksperiental yang bersifat deskriftif, data yang digunakan adalah retrospektif yaitu data pasien penderita Diabetes Mellitus tipe
1 yang diberi terapi
insulin pada bulan maret
2021.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien penderita
Diabetes mellitus tipe 1 yang diberi
terapi Insulin diinstalasi farmasi rawat jalan
Rumah Sakit X Periode Maret 2021 jumlah pasien penderita
Diabetes mellitus yang diberi terapi
insulin mendapatkan jumlah populasi sebanyak 82 pasien. Teknik pengambilan sampel daripasien penderita Diabetes Mellitus tipe
1 yang diberi terapi insulin.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada pasien Rawat Jalan Periode Maret 2021 di Rumah Sakit X sebanyak 103 pasien dan diambil sampel menggunakan rumus slovin dengan
jumlah sampel sebanyak 82 pasien. Pada penelitian ini dilihat dari karakteristik
pasien Rawat Jalan berdasarkan
jenis kelamin, usia pasien dan jenis insulin yang diberikan.
Tabel 1
Berdasarkan Jenis Kelamin
No |
Jenis Kelamin |
Jumlah |
Persentase |
1 |
Laki laki |
39 |
47,57 |
2 |
Perempuan |
43 |
52,43 |
Jumlah |
82 |
100 |
Dari tabel 1 menunjukan sebagian besar mennjukan bahwa pasien berjenis
kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan
laki laki masing masing sebanyak 43 pasien (47,57%) dan 39 pasien
(47,57).
Tabel 2
Berdasarkan Usia Pasien
No |
Usia pasien |
Jumlah |
Persentase |
1 |
30-40 |
6 |
7,31 |
2 |
41-50 |
14 |
17,07 |
3 |
51-60 |
28 |
34,14 |
4 |
61-70 |
26 |
31,70 |
5 |
71-80 |
7 |
8,53 |
6 |
81-90 |
1 |
1,21 |
Jumlah |
82 |
100 |
Berdasarkan
tabel 2 maka dapat dilihat bahwa
distribusi usia pasien penderita Diabetes Melitus Tipe 1 di Rumah Sakit X , terjadi pada pasien dengan rentan usia
30-40 tahun sebanyak 6
orang (7,31%), pasien dengan
rentan usia 41-50 tahun sebanyak 14 orang (17,07%),
pasien dengan rentan usia 51-60 tahun sebanyak 28 orang (34,14%),
pasien dengan rentan usia 61-70 sebanyak 26 orang (31,70%), pasien
dengan rentan usia 71-80 tahun sebnayak 7 orang (8,53%), dan pasien
dengan rentan usia 81-90 tahun sebanyak 1 orang (1,21).
Tabel 3
Berdasarkan Insulin Yang Diberikan
No |
Jenis
Insulin |
Jumlah |
Persentase |
1 |
Rapid-Acting |
44 |
53,65 |
2 |
Long-Acting |
19 |
23,17 |
3 |
Premixed |
18 |
21,95 |
4 |
Kombinasi Rapid Dan Long-Acting |
9 |
10,97 |
5 |
Itermediate Insulin |
- |
- |
6 |
Short-Acting |
- |
- |
Jumlah |
82 |
100 |
Berdasarkan
tabel 3 jenis insulin yang diberikan pada pasien DM Tipe 1 paling banyak berupa rapid-acting diikuti dengan insulin long-acting, premixed, dan kombinasi rapid acting-long acting. Pasien
yang mendapatkan terapi
rapid-acting sebanyak 44 orang (53,65%),sedangkan insulin long
acting sebanyak
19 orang (23,17%), insulin premixed dan kombinasi
rapid acting dan long acting masing masing diberikanpada 18
orang (21,95%) dan 9 orang (10,97%) dari 82 pasien DM tipe 1 yang mendapatkan terapi insulin.
B.
Pembahasan
Berdasarkan
data yang diperoleh dari tabel 1 menunjukan sebagian besar dari responden adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 43 pasien (52.43%) dan laki laki sebnayak
39 pasien (47,57%).
Berdasarkan
data yang diperoleh dari tabel 2 sebagian besar penderita Diabetes mellitus
tipe 1 terjadi pada rentan usia 51-60 sebanyak 28 Pasien (34,14%) dan diikuti pada rentan usia 61-70 sebanyak 26 pasien (31.70%).
Berdasarkan
tabel 3 hasil menunjukan bahwa pasien DM tipe 1 di Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSU
Pindad bandung jenis insulin yang paling banyak berupa rapid-acting sebanyak 44 pasien (53,65%), lalu diikuti dengan long-acting
sebanyak 19 pasien
(23,17%), premixed sebanyak 18 pasien (21,95%) dan kombinasi dari long acting dan rapid acting sebanyak 9 pasien (10,97%). Jenis insulin short acting dan intermediate
acting lebih jarang digunakan karena kemasan yang berbentuk vial dan pengaturan dosisnya lebih sulit, sehingga
membutuhkan pengalaman tertentu. (Kresnasari et al., 2013).
Selain dalam segi kemasan, insulin jenis short acting dan intermediate acting, yang merupakan human insulin memiliki
onset of action dan duration of action yang lebih lama
dari pada jenis insulin
rapid-acting. Hal ini menyebabkan
kadar glukosa rendah selain itu
durasinya yang lama, resiko
kejadian hipoglikemia akan lebih tingi.
(Association, 2016).
Kesimpulan
Pada hasil penelitian diperoleh dari 82 pasien penderita diabetes
mellitus tipe 1 diintalasi farmasi rawat jalan
Rumah Sakit X. jenis terapi insulin yang paling banyak digunakan yaitu rapid-acting sebanyak 44
(53,65%), pasien dengan rentan usia paling banyak pada usia 51-60 sebanyak 28 pasien (34,14%) dan jenis kelamin perempuan
sebanyak 43 (53,43%).
BIBLIOGRAFI
Arianto, A.
(2013). Analisis Data Pengelolaan Insulin Berdasarkan Kesesuaian Pengadaan Dan
Penggunaan Insulin Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar Tahun 2012. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Google Scholar
Association,
A. D. (2016). Standards Of Medical Care In Diabetes—2016 Abridged For Primary
Care Providers. Clinical Diabetes: A Publication Of The American Diabetes
Association, 34(1), 3. Google Scholar
Banjarnahor,
E., & Wangko, S. (2012). Sel Beta Pankreas Sintesis Dan Sekresi Insulin. Jurnal
Biomedik: Jbm, 4(3). Google Scholar
Divaniary,
D. R. (2020). Hubungan Kadar Kolesterol Ldl Dengan Kadar Asam Urat Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Klinik Parahita Surabaya Periode 2014-2015.
Universitas Airlangga. Google Scholar
Dolan,
B. (2010). Fda Clears Welldoc For Diabetes Management. Mobihealthnews. Google Scholar
Ide,
P. (2014). Agar Pankreas Sehat. Elex Media Komputindo. Google Scholar
Kahn,
R., Buse, J., Ferrannini, E., & Stern, M. (2005). The Metabolic Syndrome:
Time For A Critical Appraisal: Joint Statement From The American Diabetes
Association And The European Association For The Study Of Diabetes. Diabetes
Care, 28(9), 2289–2304. Google Scholar
Kresnasari,
N. L. P., Budhiarta, A. A. G., & Saraswati, M. R. (2013). Hambatan Awal
Terapi Insulin Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rsup Sanglah Denpasar.
Skripsi. Universitas Udayana, Denpasar. Google Scholar
Organization,
W. H. (2018). Who Expert Consultation On Rabies: Third Report (Vol.
1012). World Health Organization. Google Scholar
Penggabean,
D. S. (2020). Gambaran Ureum Penderita Diabetes Melistus Yang Memeriksakan
Diri Di Rumah Sakit Umum Porsea Kabupaten Tobasa. Google Scholar
Perkeni,
K. P. (2011). Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe Ii Di Indonesia. Jakarta: Pb. Google Scholar
Putri,
N. H. K., & Isfandiari, M. A. (2013). Hubungan Empat Pilar Pengendalian Dm
Tipe 2 Dengan Rerata Kadar Gula Darah. Jurnal Berkala Epidemiologi, 1(2),
234–243. Google Scholar
Whiting,
D. R., Guariguata, L., Weil, C., & Shaw, J. (2011). Idf Diabetes Atlas: Global
Estimates Of The Prevalence Of Diabetes For 2011 And 2030. Diabetes Research
And Clinical Practice, 94(3), 311–321. Google Scholar
Copyright holder: Deny Wiryulisda, Julita
(2021) |
First publication right: Jurnal Health Sains |
|