How to cite:
Indarto, Puspitasary, K. (2022). Pengaruh Variasi Kadar Asam Basa Terhadap Waktu Larut Granul
Effervescent Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus Niruri L.). Jurnal Health Sains 3 (8).
Http//10.46799/Jhs.V3i7.530
E-ISSN:
2723-6927
Published by:
Ridwan Institute
Jurnal Health Sains: pISSN: 2723-4339 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 3, No.8, Agustus 2022
PENGARUH VARIASI KADAR ASAM BASA TERHADAP WAKTU LARUT GRANUL
EFFERVESCENT EKSTRAK HERBA MENIRAN (PHYLLANTHUS NIRURI L)
Indarto, Kiki Puspitasary
STIKES Mamba’ul ‘Ulum Surakarta Jawa Tengah, Indonesia
Email: indarto966@gmail.com, kiki.puspi@gmail.com
ARTIKEL INFO
ABSTRAK
Diterima:
02 Agustus 2022
Direvisi:
Agustus 2022
Dipublish:
Agustus 2022
Salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai obat tradisional adalah herba meniran hijau (Phyllanthus niruri
L). Hasil penelitian menunjukkan bahwa herba meniran mengandung
senyawa lignin dan terpenoid yang mempunyai potensi sebagai
antibakteri. Masyarakat menggunakan meniran sebagai obat gatal-gatal
dengan cara meminum air rebusan meniran, menurunkan kadar
glukosa dan diuretik serta meningkatkan daya tahan tubuh. Herba
meniran dibuat ekstrak dengan metode maserasi dengan pelarut etanol
96%. Selanjutnya direfluk selama 6 jam dengan pelarut yang sama.
Esktrak herba meniran diformulasikan menjadi granul effervescent
dengan variasi kadar sumber asam yaitu asam sitrat dan asam tartrat,
dengan perbandingan FI (0,5g: 1,5g), FII (1g: 1g), FIII (1,5g: 0,5g).
Granul effervescent dilakukan evaluasi fisik meliputi laju alir, sudut
diam, susut pengeringan, waktu larut. Hasil dari penelitian didapatkan
bahwa ekstrak herba meniran mengandung flavonoid, alkaloid, sterol
dan triterpenoid, saponin, polifenol dan tannin. Kecepatan alir masing-
masing formula meningkat seiring bertambahnya asam tartrat yang
ditambahkan dalam formula, semakin tinggi asam tartrat yang
ditambahkan maka waktu alirnya semakin cepat. Hasil waktu larut
menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi natrium bikarbonat
maka semakin lama waktu larut dari sediaan granul effervescent.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, semua formula memiliki nilai pH 4-
5.
ABSTRACT
One of the plants that have the potential to be developed as traditional
medicine is the green meniran herb (Phyllanthus niruri L.). The results
showed that meniran herbs contain lignin and terpenoid compounds
that have potential as antibacterials. People use meniran as a
medicine for itching by drinking boiled water of meniran, lowering
glucose and diuretic levels, and increasing body resistance. Meniran
herbs were extracted by the maceration method with 96% ethanol as
solvent. Then refluxed for 6 hours with the same solvent. Meniran herb
extract was formulated into effervescent granules with varying levels
of acid sources, namely citric acid, and tartaric acid, with a ratio of FI
(0.5 g: 1.5 g), FII (1 g: 1 g), FIII (1.5 g: 0.5 g). Effervescent granules
were evaluated physically including flow rate, angle of repose, drying
shrinkage, and dissolving time. The results of the study showed that the
extract of the meniran herb contained flavonoids, alkaloids, sterols
Kata Kunci:
Asam sitrat; asam
tartrat; granul
effervescent;
meniran
Indarto, Kiki Puspitasary
1344 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.8, Agustus 2022
Keywords:
Citric acid;
Effervescent
granules;
Phyllanthus niruri;
tartaric acid)
and triterpenoids, saponins, polyphenols, and tannins. The flow rate of
each formula increased with the addition of tartaric acid in the
formula, the higher the tartaric acid added, the faster the flow time.
The results of the dissolution time showed that the greater the
concentration of sodium bicarbonate, the longer the dissolution time of
the effervescent granule preparation. Based on the results obtained, all
formulas have a pH value of 4-5.
Pendahuluan
Secara geografis negara Indonesia
merupakan suatu negara yang memiliki
banyak jenis tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisional
(Miksusanti et al., 2009). Salah satu tanaman
yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai obat tradisional adalah herba meniran
hijau (Phyllanthus niruri L.) dan herba
meniran merah (Phyllanthus urinaria L.).
Herba ini rasanya agak pahit, manis, sifatnya
sejuk, astringen. (Kusmana & Hikmat, 2015)
Berkhasiat untuk penyakit hepatitis, anti
inflamasi, demam (anti piretik), melancarkan
kencing (diuretik), ekspektoran, melancarkan
haid, menerangkan penglihatan, menambah
nafsu makan (Rivai et al., 2017). Masyarakat
Jawa Barat menggunakan meniran sebagai
obat gatal-gatal dengan cara meminum air
rebusan meniran (Rivai et al., 2017)
menurunkan kadar glukosa dan diuretik serta
meningkatkan daya tahan tubuh (Kardinan &
Kusuma, 2004).
Herba meniran mempunyai rasa pahit
yang khas. Rasa ini yang membuat herba
meniran tidak nyaman dikonsumsi secara
langsung. Oleh karena itu, herba meniran
perlu diolah menjadi produk yang nyaman
untuk dikonsumsi. Salah satu sediaan yang
dapat diaplikasikan untuk pengolahan herba
meniran adalah granul effervescent. Granul
effervescent merupakan granul yang terdiri
dari campuran asam dan basa bila
ditambahkan air akan memberikan reaksi
membebaskan karbon dioksida. Granul
effervescent merupakan bentuk sediaan yang
unik karena memberikan rasa yang segar dan
Rancangan Formula Granul Effervescent
Granul dibuat dalam 3 formula dengan
perbandingan bahan asam.akseptabel. Sensasi
rasa tersebut dihasilkan akibat reaksi
karbonasi (Rani et al., 2020). Menurut
(Lestari et al., 2014), asam yang sering
dipakai pada formulasi sediaan granul
effervescent adalah asam sitrat, sedangkan
basa yang sering dipakai adalah natrium
bikarbonat. Pemanis yang dipakai dalam
penelitian ini adalah laktosa yang sekaligus
bertindak sebagai pengering granul. Laktosa
memiliki rasa manis yang rendah, oleh karena
itu ditambahkan aspartam sebagai penambah
rasa manis (Egeten, 2016). Berdasarkan hal
ini, peneliti ingin menemukan komposisi
kadar asam yang sesuai untuk sediaan granul
effervescent ekstrak herba meniran.(Rani et
al., 2020)
Metode Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian
ini adalah neraca analitik (Ohaus), Rotary
evaporator (DLAB), Oven (Memmerth),
glassware, dll. (Stella, 2020) Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Asam
sitrat (Emsure), Asam Tartrat (Emsure), HCL
(Merck), dan lain-lain.
a. Pembuatan Ekstrak Herba Meniran
Serbuk kering ditimbang sebanyak
200 g, dimasukkan ke dalam labu 4 L.
Kemudian dimasukkan etanol 95%
sebanyak 2 liter sampai menggenangi
seluruh serbuk. Selanjutnya serbuk
direndam selama 6 jam sambil sesekali
diaduk kemudian di refluk selama 3 jam.
Hasil refluk disaring dipindahkan ke labu
lain, ampas di refluk dengan cara yang
sama. Hasil refluk dipekatkan dengan
Pengaruh Variasi Kadar Asam Basa Terhadap Waktu Larut Granul Effervescent Ekstrak Herba
Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 1345
menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental
Tabel 1
Rancangan formula granul effervescent
Nama Bahan
Formula I
(g)
Formula II (g)
Formula III
(g)
Ekstrak etanol herba meniran
1,5
1,5
1,5
Asam sitrat
0,5
1
1,5
Asam tartrate
1,5
1
0,5
Natrium bikarbonat
4
5
6
Avicel PH 101
1
1
1
PVP
0,2
0,2
0,2
Perasa Jeruk
0,5
0,5
0,5
Aspartam
Laktosa ad
0,2
15
0,2
15
0,2
15
Pengujian Sifat Fisik Sediaan Granul
Effervescent Ekstrak Herba Meniran Uji laju
alir dan sudut diam Corong dipasang tegak,
kemudian sebanyak 10 gram granul
dimasukkan ke dalam corong yang ditutup
lubang bawahnya, pentutp corong kemudian
dilepas bersamaan dengan memulai hitungan
dengan stopwatch. Hitung waktu yang
diperlukan granul mengalir, lakukan sebanyak
3 kali. Hasil dari granul yang mengalir
semuanya memiliki Tinggi (h) dan diameter
(d) tumpahan granul, lalu diukur (Astuti &
Wijaya, 2016).
b. Uji waktu larut
Dihitung berdasarkan waktu yang
diperlukan oleh sampel sebanyak 7 gram
sampel setiap formulasi. Kemudian
dimasukkan ke dalam air 200 ml, tekan stop
watch pada saat serbuk masuk ke dalam air.
Matikan stop watch saat seluruh busa pada
larutan hilang dan zat melarut sempurna
(Astuti & Wijaya, 2016).
c. Uji susut pengeringan
Diukur berdasarkan tinggi buih yang
dihasilkan oleh sampel sebanyak 7 gram
sampel setiap formulasi yang telah
dilarutkan, dilihat buih paling tinggi
yang dihasilkan selama proses netralisasi
(Astuti & Wijaya, 2016).
d. Uji pH
Tingkat keasaman diukur
menggunakan alat pH meter pada larutan
effervescent yang telah dilarutkan
sebanyak 7 gram pada 200 ml. catat dan
lakukan percobaan 3 kali (Astuti &
Wijaya, 2016).
Hasil dan Pembahasan
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan
cara maserasi yang dilanjut dengan refluks.
Kemudian dilakukan remaserasi untuk
menyari semua zat aktif. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan hasil ekstrak yang
maksimal (Dharma et al., 2017). Hasil
rendemen dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Hasil rendemen ekstrak herba meniran
Herba meniran
kering (gram)
Ekstrak herba
meniran (gram)
Rendemen (%)
992,12
305,35
30,77
Pengaruh Variasi Kadar Asam Basa Terhadap Waktu Larut Granul Effervescent Ekstrak Herba
Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
1346 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.8, Agustus 2022
Hasil Uji Kandungan Ekstrak Herba
Meniran sebanyak 500 mg ekstrak herba
meniran dilarutkan dalam 50 mL etanol
70 %. Larutan ini digunakan sebagai
larutan uji dalam pemeriksaan
kandungan ekstrak herba meniran.
1. Uji kandungan alkaloid
Larutan uji sebanyak 5 mL,
diuapkan selanjutnya residu
digunakan untuk pengujian. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa
ekstrak herba meniran mengandung
senyawa alkaloid. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya endapan
putih pada uji mayer. Selain itu
adanya endapan jingga pada uji
dragendorf jug merupakan salah satu
indikasi adanya senyawa alkaloid
dalam ekstrak.(Yuliningtyas et al.,
2019)
2. Uji kandungan glikosida
Larutan uji sebanyak 5 mL
diuapkan selanjutnya residu yang
dihasilkan digunakan untuk
pengujian kandungan glikosida. Dari
hasil pengujian yang telah dilakukan,
ekstrak herba meniran mengandung
senyawa glikosida. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya
perubahan warna menjadi biru
kehijauan pada larutan uji setelah
ditambah larutan reagen.(Setiawan et
al., 2018)
3. Uji kandungan sterol dan
triterpenoid
Residu yang didapatkan dari
penguapan larutan uji selanjutnya
dilakukan pengujian. Hasil yang
didapatkan adalah positif, dimana
terbentuknya cincin ungu kecoklatan
pada larutan uji.(Dewi et al., 2013)
4. Uji kandungan saponin
Larutan uji yang ditambahkan
dengan 10 mL air panas, didinginkan,
selanjutkan dikocok dengan kuat,
menunjukkan adanya buih yang tidak
hilang selama 3 menit. Buih juga
tidak hilang ketika ditambah reagen
HCL 2 N. Hal ini menunjukkan
bahwa ekstrak herba meniran
mengandung saponin.(Amananti et
al., 2017)
5. Uji kandungan polifenol dan
tannin
Sampel uji yang ditambah
dengan FeCl 10% menunjukkan
perubahan warna menjadi biru tua.
Hal ini berarti bahwa ekstrak herba
meniran mengandung polifenol dan
tannin.(Adhayanti et al., 2018)
6. Uji kandungan flavonoid
Sampel diperlakukanse demikian
rupa dengan penambahan aseton P,
serbuk asam borat, dan serbuk asam
oksalat, selanjutnya dipanaskan di
atas penangas air, kemudian
ditambah eter P. Larutan tersebut
diamati dibawah sinar UV 254 nm.
Hasilnya berupa fluoresensi kuning
pada larutan tersebut. Hal ini
membuktikan bahwa ekstrak herba
meniran mengandung flavonoid.
Kandungan Senyawa
Positif
Negatif
Pengaruh Variasi Kadar Asam Basa Terhadap Waktu Larut Granul Effervescent Ekstrak Herba
Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No. 8, Agustus 2022 1347
Tabel 3
Hasil uji
kandungan ekstrak herba meniran
Pembuatan larutan uji kandungan
ekstrak Uji Organoleptis Granul
Effervescent Ekstrak Herba
Meniran Granul effervescent yang
dihasilkan dilakukan uji organoleptis.
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
Hasil uji organoleptis granul effervescent ekstrak herba meniran
Parameter
FI
FII
FIII
Warna
Hijau tua-
putih
Hijau tua-hijau
muda
Hijau-kuning-
coklat
Rasa
Manis-asam
Manis-asam
Manis-asam
Bau
Herbal
Herbal
Herbal
Konsistensi
Kering
Kering
Kering
7. Uji Susut Pengeringan Granul
Effervescent Ekstrak Herba
Meniran
Kadar air dalam granul
diukur menggunakan alat moisture
balance. Syarat dari kadar air granul
effervescent yaitu 2-5%. Hasil uji
kadar air pada penelitian ini tersaji
pada tabel 5.
Tabel 5
Hasil uji kadar air granul effervescent ekstrak herba meniran
Hasil di dalam tabel
menunjukkan bahwa semua formula
memenuhi persyaratan kadar air
granul. Kadar air terrendah
ditunjukkan oleh Formula I. Kadar air
paling tinggi ditunjukkan Formula III.
Hal ini dikarenakan konsentrasi asam
sitrat pada Formula I adalah yang
Alkaloid
-
Glikosida
-
Sterol dan triterpenoid
-
Saponin
-
Polifenoll dan tannin
-
Flavonoid
-
Parameter
FI (%)
FII (%)
FIII (%)
Kadar air
3,87
4,11
4,67
Indarto, Kiki Puspitasary
1348 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.8, Agustus 2022
paling rendah dan di Formula III
adalah yang paling tinggi. Asam sitrat
merupakan senyawa yang mudah
menyerap uap air dari oleh karena itu
granul semakin tinggi kadar airnya
jika konsentrasi asam sitrat semakin
tinggi.
8. Uji Laju Alir Granul Effervescent
Ekstrak Herba Meniran
Laju alir diukur berdasarkan
sifat alir yang telah diuji pada
masing-masing formula. Hasil laju
alir pada masing-masing formula
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6
Hasil sudut diam pada masing-masing formula
Parameter
FI
FII
FIII
Sudut diam (o)
34,68
38,45
36,27
Dari hasil uji sudut diam pada
masing-masing formula granul
effervescent ekstrak ehrba meniran,
dapat diketahui bahwa FI, FII, FIII
masuk dalam kategori cukup baik.
Dimana besar sudut diam antara 30
40o masuk dalam kategori cukup
baik. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan adanya konsentrasi bahan
yang sesuai akan memberikan sifat
fisik yang baik pada sediaan.
9. Uji Waktu Larut
Uji waktu larut digunakan untuk
mengukur kecepatan kelarutan granul
effervescent ketika bersentuhan
dengan air. Hal ini berhubungan
dengan kemampuan pelepasan zat
aktif dari sediaan.
Tabel 7
Hasil uji waaktu larut granul effervescent
Parameter
FI
FII
FIII
Waktu larut (menit)
1,29
1,51
2,08
Dari hasil diatas dapt dilihat
bahwa, waktu larut yang paling cepat
terjadi pada formula I. Hal ini
berpengaruh dengan konsesntrasi
asam sitrat dan asam tartrat. Asam
tartrat yang semakin banyak dan
natrium bikarbonat yang semakin
sedikit menyebabkan proses kelarutan
dari granul effervescent semakin
cepat. Hasil uji pH dari granul
effervescent dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 8
Hasil uji pH granul effervescent
Parameter
FI
FII
FIII
pH
4,7
5,0
5,6
Pengaruh Variasi Kadar Asam Basa Terhadap Waktu Larut Granul Effervescent Ekstrak Herba
Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.8, Agustus 2022 1349
Dari hasil diatas dapat diketahui
bahwa, semua formula mempunyai
pH antara 4 5. Pada rentang pH ini,
granul effervescent dikatakan aman
dikonsumsi dan tidak mengiritasi
saluran pencernaan dikarenakan pH
yang dimiliki hampir sama dengan
pH saluran pencernaan.
10. Uji Respon Rasa
Uji respon rasa dilakukan untuk
mengetahui apakah rasa dari granul
effervescent disukai oleh responden
atau tidak. Jumlah responden yang
melakukan pengisian kuisioner
sebanyak 20 responden. Hasil uji
respon rasa dapat dilihat pada grafik
berikut ini.
Gambar 1
Grafik hasil uji respon rasa granul effervescent ekstrak herba meniran
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa
sebanyak 11 responden menyatakan suka
pada granul effervescent yang dibuat. Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden menyukai rasa dari granul
yang dibuat.
Kesimpulan
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa adanya variasi kadar asam sitrat, asam
tartrat, dan natrium bikarbonat pada formula
granul effervescent memberikan pengaruh
yang berbeda terhadap waktu larut granul.
Formula I dengan perbandingan asam sitrat
0,5%, asam tartrat 1,5%, dan natrium
bikarbonat 4% memberikan waktu larut
paling cepat dibanding dengan formula
lainnya yaitu sebesar 1,29 menit.
BIBLIOGRAFI
Adhayanti, I., Abdullah, T., & Romantika, R.
(2018). Uji Kandungan Total Polifenol
dan Flavonoid Ekstrak Etil Asetat Kulit
Pisang Raja (Musa paradisiaca var.
sapientum). Media Farmasi, 14(1), 39
45.Google Scholar
Indarto, Kiki Puspitasary
1350 Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.8, Agustus 2022
Amananti, W., Tivani, I., & Riyanta, A. B.
(2017). Uji Kandungan Saponin Pada
Daun, Tangkai Daun Dan Biji Tanaman
Turi (Sesbania Grandiflora). Politeknik
Tegal: Seminar Nasional 2nd IPTEK
Terapan (SENIT). DOI:(Http://Ejournal.
Poltektegal. Ac. Id/Index.
Php/SENIT2017/Article/View/565).
Google Scholar
Astuti, R. D., & Wijaya, W. A. (2016).
Formulasi Dan Uji Kestabilan Fisik
Granul Effervescent Infusa Kulit Putih
Semangka (Citrullus vulgaris S.)
Dengan Kombinasi Sumber Asam. JPP
(Jurnal Kesehatan Poltekkes
Palembang), 11(1), 162176. Google
Scholar
Dewi, I., Astuti, K. W., & Warditiani, N. K.
(2013). Identifikasi kandungan kimia
ekstrak kulit buah manggis (garcinia
mangostana l.). Jurnal Farmasi Udayana,
2(4), 1318. Google Scholar
Dharma, S., Adirman, A., & Elisma, E.
(2017). Efek analgetik ekstrak etanol
daun Tapak Liman (Elephantopus
scaber L.) pada mencit putih jantan.
Jurnal Farmasi Higea, 5(1), 8290.
Google Scholar
Egeten, K. R. (2016). Formulasi dan
pengujian sediaan granul effervescent
sari buah nanas (Ananas comosus
L.(Merr.)). Pharmacon, 5(3).Google
Scholar
Kardinan, I. A., & Kusuma, F. R. (2004).
Meniran penambah daya tahan tubuh
alami. AgroMedia. Google Scholar
Kusmana, C., & Hikmat, A. (2015).
Keanekaragaman hayati flora di
Indonesia. Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam Dan Lingkungan
(Journal of Natural Resources and
Environmental Management), 5(2), 187.
Google Scholar
Lestari, P. M., Radjab, N. S., & Octaviani, A.
(2014). Formulasi dan evaluasi fisik
granul effervescent sari buah naga
(Hylocereus undatus). Farmasains, 2(4),
182185. Google Scholar
Miksusanti, M., Betty, S. L., Syarief, R.,
Pontjo, B., & Mulyadi, G. T. (2009).
Antibacterial activity of Temu Kunci
tuber (Kaempheria pandurata) essential
oil against Bacillus cereus. Medical
Journal of Indonesia, 18(1), 1017.
Google Scholar
Rani, K. C., Parfati, N., Muarofah, D., &
Sacharia, S. N. (2020). Formulasi
Granul Effervescent Herba Meniran
(Phyllanthus niruri L.) dengan Variasi
Suspending Agent Xanthan Gum, CMC-
Na, dan Kombinasi CMC-Na-
Mikrokristalin Selulosa RC-591. Jurnal
Sains Farmasi & Klinis, 7(1), 3951.
Google Scholar
Rivai, H., Septika, R., & Boestari, A. (2017).
Karakterisasi ekstrak herba meniran
(Phyllanthus niruri Linn) dengan analisa
fluoresensi. Jurnal Farmasi Higea, 5(2),
127136. Google Scholar
Setiawan, F., Yunita, O., & Kurniawan, A.
(2018). Uji aktivitas antioksidan ekstrak
etanol kayu secang (Caesalpinia sappan)
menggunakan metode DPPH, ABTS,
dan FRAP. Media Pharmaceutica
Indonesiana, 2(2), 8289. Google
Scholar
Stella, S. (2020). Pemanfaatan ekstrak daun
jambu biji (Psidium guajava) dan serbuk
daun stevia (Stevia rebaudiana) dalam
pembuatan minuman fungsional=
Utilization of guava (Psidium guajava)
leaves extract and stevia (Stevia
rebaudiana) leaves powder in functional
drink. Universitas Pelita Harapan.
Google Scholar
Yuliningtyas, A. W., Santoso, H., & Syauqi,
A. (2019). Uji kandungan senyawa aktif
minuman jahe sereh (Zingiber officinale
dan Cymbopogon citratus).
Biosaintropis (Bioscience-Tropic), 4(2),
Pengaruh Variasi Kadar Asam Basa Terhadap Waktu Larut Granul Effervescent Ekstrak Herba
Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
Jurnal Health Sains, Vol. 3, No.8, Agustus 2022 1351
16. Google Scholar
Copyright holder:
Indarto, Kiki Puspitasary (2022)
First publication right:
Jurnal Health Sains
This article is licensed under: